Munculnyatindakan teror dimotivasi oleh adanya beberapa hal sebagai berikut. 1. Separatisme: motivasi gerakan yang bertujuan mendapatkan pengakuan. kemerdekaan, kedaulatan, kekuasaan polHik, atau kebebasan beragama. 2 . Etnosentrisme: motivasi gerakan yang dilandasi dengan kepercayaan dan. keyakinan akan adanya penggolongan derajat suatu ras. Daftar Isi Apa Itu Metode Penelitian? Metode Penelitian Menurut Para Ahli Sugiyono Subagyo Priyono Jenis-Jenis Metode Penelitian Secara Umum Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif Berdasarkan Sifat Penelitian Penelitian Deskriptif Penelitian Analitis Berdasarkan Tujuan Penelitian Penelitian Terapan Riset Dasar Berdasarkan Desain Penelitian Penelitian Eksplorasi Penelitian Konklusif Survei Studi Kasus Metode Penelitian Kualitatif Metode Penelitian Kuantitatif Contoh Metode Penelitian Kualitatif Observasi Interview Focus Group Survei Riset Sekunder Contoh Metode Penelitian Kuantitatif Penelitian Deskriptif Penelitian Korelasi Penelitian Eksperimental Contoh Metode Penelitian Deskriptif Metode Studi Kasus Deskriptif Kesinambungan Penelitian Survei Penelitian Kepustakaan Penelitian Komparatif Secara umum terdapat dua metode penelitian, yaitu metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Kedua metode penelitian ini dapat menjadi opsi yang dipilih mahasiswa untuk menyelesaikan skripsi jenjang kuliah ataupun peneliti lainnya, tergantung pada bentuk data yang ingin dicari. Berikut ini penjelasannya!Apa Itu Metode Penelitian?Metode penelitian adalah penggunaan cara ilmiah atau teknik untuk memperoleh data mengenai suatu objek penelitian penelitian dengan tujuan memecahkan suatu Sugiyono 2017, metode penelitian memiliki empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yakni cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaannya. Berikut definisi metode penelitian menurut para penelitian adalah langkah ilmiah untuk memperoleh data dengan maksud dan kegunaan tertentu. Dalam hal ini, cara ilmiah berarti kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yakni rasional, sistematis, dan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga mudah dipahami penalaran manusia atau disebut rasional. Kemudian, sistematis berarti penggunaan langkah-langkah yang bersifat logis dalam sebuah penelitian, sementara empiris berarti langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati oleh indera manusia sehingga dapat diamati oleh orang lain penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk mendapatkan kembali pemecahan terhadap segala permasalahan yang penelitian adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu Metode PenelitianMelansir EDUCBA, jenis metode penelitian dibagi menjadi tiga kategori, yaituSecara UmumPenelitian KuantitatifPenelitian kuantitatif adalah penelitian yang ditujukan pada pengolahan angka. Setiap data yang dikumpulkan berupa angka dan hasil penelitian mengacu pada data angka tersebut. Dalam penelitian kuantitatif, penggunaan grafik dapat membantu pengukuran KualitatifBerbeda dari penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif tidak didasari oleh data angka. Penelitian kualitatif umumnya mengumpulkan data dan informasi dalam bentuk kalimat. Meski hasilnya tidak seakurat penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif dapat diandalkan untuk membuat kesimpulan yang lebih baik karena penerapan teori yang Sifat PenelitianPenelitian DeskriptifPencarian fakta dibutuhkan dalam penelitian deskriptif, misalnya survei dan studi kasus yang membuktikan kebenaran suatu AnalitisDalam metode analitis, fakta yang digunakan adalah fakta yang telah dikonfirmasi kebenarannya. Fakta ini kemudian menjadi landasan penelitian yang kemudian dikritisi dan dievaluasi. Umumnya, metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif Tujuan PenelitianPenelitian TerapanPenelitian terapan adalah aksi penelitian yang hanya mempertimbangkan satu domain dan sebagian besar faktanya digeneralisasikan. Variabel yang dipilih dianggap konstan dan peramalan dilakukan agar metode dapat ditemukan dengan mudah dalam penelitian terapan. Dalam penelitian ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa teknis dan ringkasannya didasarkan pada fakta DasarRiset dasar adalah penelitian dasar dan murni yang dijalankan untuk menemukan elemen atau teori yang belum pernah ada di dunia. Penelitian ini berguna untuk mengetahui bagaimana hal-hal tradisional dapat diubah atau sesuatu yang baru dapat dikembangkan. Ringkasan yang dibuat murni dalam bahasa umum dan temuan logis diterapkan dalam Desain PenelitianPenelitian EksplorasiStudi eksplorasi didasarkan pada teori dan penjelasannya. Penelitian ini tidak memberikan kesimpulan apapun untuk topik KonklusifPenelitian ini membantu memberikan jawaban atas topik penelitian dan memiliki desain metode yang lebih terstruktur. Conclusive Research bertujuan untuk memberikan jawaban atas topik penelitian dan memiliki desain metodologi yang survei berperan besar dalam metodologi penelitian. Metode ini membantu pengumpulan data secara real-time, minim pengeluaran, dan cenderung lebih cepat dilakukan daripada metode KasusStudi kasus adalah metodologi penelitian yang mempertimbangkan keunikan kasus. Biasanya, metodologi ini membantu pembentukan ide dari sebuah yang fokus pada pengamatan yang mendalam merupakan esensi dari metode penelitian kualitatif. Oleh karena itu, metode penelitian kualitatif menghasilkan penelitian atau menunjukkan fenomena yang lebih kualitatif cenderung mengedepankan sisi humanisme atau manusia dan perilakunya yang menimbulkan sebab akibat. Aspek internal manusia pun berlaku, seperti kepercayaan, pandangan politik, dan latar belakang sosial dari individu yang Penelitian KuantitatifMenurut Paramita 2021, penelitian kuantitatif mengacu pada pandangan filsafat positivisme, yaitu suatu fenomena penelitian yang dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Oleh karena itu, penelitian kuantitatif diterapkan secara berikutDilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif dengan teknik tertentu sehingga kesimpulan dapat digeneralisasikan pada populasi di mana sampel tersebut penelitian bersifat deduktif. Untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan diuji melalui pengumpulan dan lapangan. Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif menggunakan statistik deskriptif untuk menyimpulkan apakah suatu hipotesis dirumuskan terbukti atau yang bebas nilai sehingga penelitiannya sangat ketat dan hanya menerapkan mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian yang selanjutnya variabel tersebut harus dapat didefinisikan dalam bentuk operasional dan dapat Metode Penelitian KualitatifTerdapat lima contoh metode penelitian kualitatif yang bisa digunakan untuk meneliti sebuah kasus, yaituObservasiMerekam apa yang dilihat, didengar, dan ditemukan dalam catatan pertanyaan kepada sesesorang dalam percakapan satu sama GroupMemberikan pertanyaan dan berdiskusi di antara kuesioner dengan pertanyaan SekunderMengoleksi data yang telah ada dalam bentuk teks, gambar, audio, rekaman video, dan Metode Penelitian KuantitatifTerdapat tiga contoh metode penelitian kuantitatif yang dapat diterapkan atau dipilih dalam meneliti suatu kasus, yaituPenelitian DeskriptifMencari kesimpulan dari studi variabel yang KorelasiMenginvestigasi hubungan antara kedua variabel yang EksperimentalMeneliti secara sistematis apakah ada hubungan sebab akibat antara variabel yang Metode Penelitian DeskriptifBerikut ini adalah lima contoh metode penelitian deskriptif yang dapat diterapkanMetode Studi KasusBerfokus pada suatu objek untuk mempelajari kasus tertentu yang berkaitan untuk mendapatkan gambaran dan deskripsi terkait sifat, karakter, dan latar belakang suatu kasus. Subjek yang dipilih dapat berupa individu, kelompok, lembaga, dan KesinambunganMetode ini menggunakan riset sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan dengan menyeluruh mengenai suatu peristiwa atau SurveiMengumpulkan informasi melalui kuesioner. Pertanyaan yang digunakan untuk survei harus mampu mencakup seluruh informasi terkait suatu KepustakaanPenelitian atau tinjauan pustaka adalah penelitian yang mengaitkan suatu masalah dengan tulisan yang berhubungan dengan permasalahan KomparatifPenelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya, seperti korelasi dan eksperimen. Oleh karena itu, penelitian ini lebih diterapkan pada penelitian penjelasan mengenai metode penelitian. Terdapat dua metode penelitian yang umum digunakan, yaitu metode penelitian kualitatif yang berkaitan dengan data non-numerik dan metode penelitian kuantitatif yang berkaitan erat dengan data angka. Simak Video "Ada Terduga Teroris, Standar Masuk MUI Dipertanyakan" [GambasVideo 20detik] des/fds Disini, tanggal lahir dan kode pos sekolah memiliki nilai kuantitatif, tetapi tidak memberikan arti numerik. Yang termasuk dalam kategori data kualitatif adalah Nominal dan Ordinal. Simak terus untuk pembagian jenis data statistik ini. 2. Data Kuantitatif. Data kuantitatif dikenal juga sebagai data numerik.

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Metode Penelitian Filosofis Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang mewakili paham positivisme, sementara itu penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang mewakili paham naturalistik fenomenologis. Untuk lebih memahami landasan filosofis paham positivisme tersebut, berikut ini akan diuraikan secara ringkas aliran faham tersebut. Positivisme Positivisme merupakan aliran filsafat yang dinisbahkan/ bersumber dari pemikiran Auguste Comte seorang folosof yang lahir di Montpellier Perancis pada tahun 1798, ia seorang yang sangat miskin, hidupnya banyak mengandalkan sumbangan dari murid dan teman-temannya antara lain dari folosof inggeris John Stuart Mill juga seorang akhli ekonomi, ia meninggal pada tahun 1857. meskipun demikian pemikiran-pemikirannya cukup berpengaruh yang dituangkan dalam tulisan-tulisannya antara lain Cours de Philosophie Positive Kursus filsafat positif dan Systeme de Politique Positive Sistem politik positif. Salah satu buah pikirannya yang sangat penting dan berpengaruh adalah tentang tiga tahapan/tingkatan cara berpikir manusia dalam berhadapan dengan alam semesta yaitu tingkatan Teologi, tingkatan Metafisik, dan tingkatan Positif Tingkatan Teologi Etat Theologique. Pada tingkatan ini manusia belum bisa memahami hal-hal yang berkaitan dengan sebab akibat. Segala kejadian dialam semesta merupakan akibat dari suatu perbuatan Tuhan dan manusia hanya bersifat pasrah, dan yang dapat dilakukan adalah memohon pada Tuhan agar dijauhkan dari berbagai bencana. Tahapan ini terdiri dari tiga tahapan lagi yang berevolusi yakni dari tahap animisme, tahap politeisme, sampai dengan tahap monoteisme. Tingkatan Metafisik Etat Metaphisique. Pada dasarnya tingkatan ini merupakan suatu variasi dari cara berfikir teologis, dimana Tuhan atau Dewa-dewa diganti dengan kekuatan-kekuatan abstrak misalnya dengan istilah kekuatan alam. Dalam tahapan ini manusia mulai menemukan keberanian dan merasa bahwa kekuatan yang menimbulkan bencana dapat dicegah dengan memberikan berbagai sajian-sajian sebagai penolak bala/bencana. Tingkatan Positif Etat Positive. Pada tahapan ini manusia sudah menemukan pengetahuan yang cukup untuk menguasai alam. Jika pada tahapan pertama manusia selalu dihinggapi rasa khawatir berhadapan dengan alam semesta, pada tahap kedua manusia mencoba mempengaruhi kekuatan yang mengatur alam semesta, maka pada tahapan positif manusia lebih percaya diri, dengan ditemukannya hukum-hukum alam, dengan bekal itu manusia mampu menundukan/mengatur pernyataan ini mengindikasikan adanya pemisahan antara subyek yang mengetahui dengan obyek yang diketahui alam serta memanfaatkannya untuk kepentingan manusia, tahapan ini merupakan tahapan dimana manusia dalam hidupnya lebih mengandalkan pada ilmu pengetahuan. Dengan memperhatikan tahapan-tahapan seperti dikemukakan di atas nampak bahwa istilah positivisme mengacu pada tahapan ketiga tahapan positif/pengetahuan positif dari pemikiran Comte. Tahapan positif merupakan tahapan tertinggi, ini berarti dua tahapan sebelumnya merupakan tahapan yang rendah dan primitif, oleh karena itu filsafat Positivisme merupakan filsafat yang anti metafisik, hanya fakta-fakta saja yang dapat diterima. Segala sesuatu yang bukan fakta atau gejala fenomin tidak mempunyai arti, oleh karena itu yang penting dan punya arti hanya satu yaitu mengetahui fakta/gejala agar siap bertindak savoir pour prevoir. Manusia harus menyelidiki dan mengkaji berbagai gejala yang terjadi beserta hubungan-hubungannya diantara gejala-gejala tersebut agar dapat meramalkan apa yang akan terjadi, Comte menyebut hubungan-hubungan tersebut dengan konsep-konsep dan hukum-hukum yang bersifat positif dalam arti berguna untuk diketahui karena benar-benar nyata bukan bersifat spekulasi seperti dalam metafisika. Filosofi penelitian kuantitatif dikembangkan oleh filsafat positivisme dapat dijelaskan dari unsur-unsur dalam filsafat secara umum, yaitu ontologi, epistimologi, dan aksiologi yang pengembangan setiap unsur disesuaikan dengan karakteristik ilmu masing-masing. Ontologi merupakan unsur dalam pengembangan filsafat sebagai ilmu yang membicarakan tentang objek atau materi kajian suatu ilmu. Dalam hal ini, secara ontologis, penelitian kuantitatif hanya akan meneliti semua sasaran penelitian yang berada dalam kawasan dunia empiris. Epistimologi merupakan unsur dalam pengembangan ilmu filsafat yang membicarakan bagaimana metode yang ditempuh dalam memperoleh kebenaran pengetahuan. Epistimologi yang dikembangkan dalam penelitian adalah bagaimana cara untuk menemukan kebenaran yang koheren atau konsisten. Aksiologi membicarakan tentang sistem nilai suatu ilmu secara filosofis. Dalam hal ini, penelitian kuantitatif menjunjung tinggi nilai keilmuan yang objektif yang berlaku secara umum dan mengesampingkan hal-hal yang bersifat spesifik. Diagram di bawah ini mengilustrasikan pengembangan filsafat positivisme dalam metode penelitian kuantitatif. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan √ Penelitian Sosial Pengertian, Definisi, Metode, Tujuan, Ciri Dan Unsurnya Karakteristik Penelitian Kuantitatif Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif Pemahaman konsep dasar penelitian kuantitatif tidak bisa dipahami dari satu aspek tertentu, melainkan harus ditinjau dari beberapa aspek. Bambang Prasetya dan Lina Miftakhuljannah 2005, mengidentifikasikan konsep dasar penelitian kuantitatif digunakan beberapa konsep, yaitu pendekatan, metode, data, dan analisis Keempat konsep di atas mengandung maksud secara konsisten dan saling melengkapi dalam memahami konsep dasar penelitian kuantitatif. Oleh karena itu, konsep dasar penelitian dapat difahami dari beberapa aspek. Pendekatan Pendekatan approach dimaksudkan suatu strategi memecahkan permasalahan yang melibatkan berbagai komponen yang rumit. Dalam keilmuan termasuk penelitian sering digunakan istilah paradigma paradigme. Paradigma yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah pola berpikir positivistis, merupakan kerangka berpikir secara rasional-hipotesis-empiris. Pencarian bukti empiris melalui pengamatan dijadikan andalan pemecahan masalah, karena merupakan hasil penelitian merupakan kunci kebenaran pengetahuan. Metode Kuantitatif Metode disini menunjuk pada prosedur yang lebih bersifat teknis untuk penelitian kuantitatif. Bagaimana cara menjabarkan karakteristik variable dan menemukan keterkaitan antar variable penelitian. Data Kuantitatif Hasil pengamatan fakta empiri dinyatakan dalam ukuran kuantitatif berupa bilangan, dengan digunakan prinsip dasar matematik menambah, mengurangi, mengkalikan, membagi dsb. Kemudian dilanjutkan dengan teknik statistic untuk memperoleh satuan-satuan statistic yang diperlukan. Analisis Kuantitatif Analisa Kuantitatif merupakan pengolahan data dengan digunakan metoda dapat dibedakan antara statistik deskriptf dan statistik inferensial. Asumsi Penelitian Kuantitatif Asumsi Ontologis Ontologis menunjuk pada obyek ilmu baik materiil maupun formil. Asumsi Epistimologis Epistimologis dimaksudkan metode yang digunakan suatu ilmu dalam upaya memperoleh pengetahuan yang benar sebagai khasanah ilmu yang bersangkutan. Asumsi Aksiologis Aksiologis dimaksudkan nilai valueatau kemanfaatan ilmu dalam kehidupan manusia. Asumsi Hakekat Manusia Asumsi hakekat manusia pada prinsipnya manusia diatur oleh pola universal, sehingga karakteristik dan subyektivitas individu tidak diperhatikan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Metode Penelitian Hukum – Pengertian, Macam, Normatif, Empiris, Pendekatan, Data, Analisa, Para Ahli Jenis Metode Penelitian Kuantitatif Experimental Research Penelitian Eksperimen Penelitan Korelasi Correlation Research Penelitian Komparasi Causal-Comparative Design Penelitian Survey Survey Research Design Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Penelitian – Ciri, Sikap, Syarat, Tujuan, Macam, Jenis, Para Ahli Penerapan Penelitian Kuantitatif 1. Kapan Metode Kuantitatif Digunakan Metode kuantitaf yang dimaksud dalam makalah ini adalah metode survey dan eksperimen. Metode kuantitatif digunakan apabila Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan pelaksanaan. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitiannya. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu. 2. Kompetensi Peneliti Kuantitatif Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang akan diteliti. Mampu melakukan analisis masalah secara akurat sehingga dapat ditemukan masalah penelitian pendidikan yang betul-betul masalah. Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian. Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif, seperti metode survey, ekperimen, action research, expost facto, evaluasi dan R&D. Memahami teknik-teknik sampling, seperti probabiliti sampling dan nonprobabiliti sampling, dan mampu menghitung dan memilih jumlah sampel yang representatif dengan sampling error tertentu. Mampu menyusun instrumen baik tes maupun non tes untuk mengukur berbagai variabel yang diteliti, mampu menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara observasi, dan dokumentasi. h. Bila pengumpulan data dilakukan oleh tim, maka harus mampu mengorganisasikan tim peneliti dengan baik. Mampu menyajikan data, menganalisis data secara kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil pengujian hipotesis. k. Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian ke pihak-pihak yang terkait. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah. m. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas. 3. Proses Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif bertolak darii studi pendahuluan dari objek yang diteliti preliminary study untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Masalah tidak dapat diperoleh dari belakang meja, oleh karena itu harus digali melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris. Supaya peneliti dapat menggali masalah dengan baik, maka peneliti harus menguasai teori melalui mmbaca berbagai referensi. Selanjutnya supaya masalah dapat dijawab maka dengan baik masalah tersebut dirumuskan secara spesifik, dan pada umumnya dibuat dalam bentuk kalimat tanya. Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara berhipotesis maka, peneliti dapat membaca referensiteoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian hipotesis. Jadi kalau jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris faktual maka jawaban itu disebut hipotesis. Untuk menguji hipotesis tersebut penelitian dapat memilih metode/ strategi/ pendekatan/ desain penelitian yang sesuai. Pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis, adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lainnya. Dalam penelitian kuantitatif metode yang dapat digunakan adalah metode survei, expost facto, eksperimen, evaluasi, action research, policy research selain metode naturalistik dan sejarah. Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data dapat berbentuk tes, angket/ kuesioner, untuk pedoman waawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dahulu diuji validitas dan realibilitasnya. Pengumpulan data dilakukan pada objek tertentu, baik yang berbentuk populasi maupun sampel. Bila peneliti ingin membuat generalisasi terhadap penemuannya maka sampel yang diambil harus representatif mewakili. Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Berdasarkan analisis ini apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau tidak. Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Berdasarkan proses penelitian kuantitatif di atas maka tampak bahwa proses penelitian kuantitatif bersifat linier, di mana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori, berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data, dan membuat kesimpulan dan saran. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Perbedaan Kualitatif Kuantitatif – Pengertian, pendekatan, jenis, Penelitian, Desain Perbandingan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode penelitian. Metode kuantitatif sebagai metode ilmiah karena memiliki kaidah – kaidah ilmiah yaitu empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode kuantitatif juga disebut metode discovery karena dengan menggunakan metode ini ditemukan dan dikembangkan metode baru. Sedangkan disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis menggunakan statistik. Penggunaan metode kuantitatif tidak dapat dilepaskan dari pemikiran positivisme. Keyakinan dasar dari paradigma positivisme berakar pada paham ontologi realisme yang menyatakan bahwa realitas berada exist dalam kenyataan dan berjalan sesuai dengan hukum alam natural law. Penelitian berupaya mengungkap kebenaran relitas yang ada, dan bagaimana realitas tersebut senyatanya berjalan. Fry 1981, dalam Ahmad Sonhadji, et al, 1996 membedakan perbandingan antara paradigma penenelitian kualitatif dan kuantitatif , seperti dapat dilihat dalam Tabel berikut. Tabel Perbandingan paradigma kualitatif dan kualitatif Paradigma Kualitatif Paradigma Kuantitatif Mengajurkan penggunaan metode kualitatif Menganjurkan penggunaan metode kuantitatif Fenomelogisme dan verstehen dikaitkan dengan pemahaman perilaku manusia dari frame of reference aktor itu sendiri Logika positivisme”Melihat fakta atau kasual fenomena sosial dengan sedikit melihat bagi pernyataan subyektif individu-individu” Observasi tidak terkontrol dan naturalistik Pengukuran terkontrol dan menonjol Subyektif Obyektif Dekat dengan datamerupakan perspektif “insider” Jauh dari data data merupakan perspektif “outsider” Grounded, orientasi diskoveri, eksplorasi, ekspansionis, deskriptif, dan induktif Tidak grounded, orientasi verifikasi, konfirmatori, reduksionis, inferensial dan deduktif-hipotetik Orientasi proses Orientasi hasil Valid data “real, “rich, dan “deep” Reliabeldata dapat direplikasi dan “hard” Tidak dapat digeneralisasistudi kasus tunggal Dapat digeneralisasistudi multi kasus Holistik Partikularistik Asumsi realitas dinamik Asumsi realitis stabil Contoh Proposal Penelitian Kuantitatif Pengaruh Penerapan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong Kecematan Saronggi Kabupaten Sumenep Tahun 2009 M A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia dengan dibekali berbagai macam perasaan feeling. Salah satunya adalah perasaan “Ingin Tahu idle courocity” dan perasaan “Tidak Puas” terhadap sesuatu yang ia miliki. Dengan rasa keingintahuannya ia berusaha untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang banyak, dan dengan rasa ketidakpuasannya ia ingin memiliki sesuatu yang lebih. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dan bercita-cita ingin meraih kehidupan yang cemerlang, sejahtera, dan bahagia dalam arti yang luas, baik lahiriah maupun bathiniah, duniawi dan ukhrawi. Namun cita-cita tersebut tidak mungkin tercapai dan terwujud jika manusia itu sendiri tidak berusaha seoptimal mungkin dalam meningkatkan kemampuannya melalui proses kependidikan, karena proses kependidikan adalah suatu kegiatan secara bertahap berdasarkan perencanaan yang matang untuk mencapai tujuan atau cita-cita tersebut. Pendidikan adalah yang utama dan terutama didalam kehidupan era masa sekarang ini. Sejauh kita memandang maka sejauh itu pulalah kita harus memperlengkapi diri kita dengan berbagai pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bahkan mutlak bagi manusia dalam rangka merubah keadaan hidupnya menjadi lebih baik dan terarah. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil mereka dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi cita-cita untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandang hidup mereka. Dalam kaitannya dengan pendidikan, Lodge dalam Zuhairini, 200410 mengemukakan pengertian pendidikan dalam arti yang luas, yaitu “life is education, and education is life“, akan berarti bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan. Jadi pendidikan bagi manusia merupakan kebutuhan sepanjang hidupnya yang dapat memberikan pengaruh baik dalam menata masa depan yang cemerlang, sejahtera dan bahagia. Selanjutnya dalam arti yang sempit Lodge menjelaskan pengertian pendidikan sebagai berikut “ in the narrower sense, education is restricted to that functions, its background, and its outlook to the member of the rising generations. In practice identical with schooling, formal instruction under controlled conditions “. Dalam arti yang sempit, pendidikan hanya mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu memberikan dasar-dasar dan pandangan hidup ke generasi yang sedang tumbuh, yang dalam prakteknya identik dengan pendidikan formal di sekolah dan dalam situasi dan kondisi serta lingkungan belajar yang serba terkontrol. Dengan pengertian pendidikan diatas, dapat kita pahami bahwa pendidikan formal di sekolah hanyalah bagian kecil saja dari pada pendidikan informal secara umum, tapi pendidikan formal merupakan pendidikan inti yang sangat urgen dan tidak bisa lepas kaitannya dengan proses pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan formal memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. Pertama, pendidikan formal di sekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan keterampilan. Kedua, pendidikan di sekolah dapat memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas dan mendalam. Sejarah pendidikan sekolah diawali karena ketidakmampuan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih tinggi dan mendalam. Ketiga, karena memiliki rancangan atau kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan di sekolah dilaksanakan secara berencana, sistematis, dan lebih mendasar. Sukmadinata, 20092. Jadi pendidikan formal lebih bersifat sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teoritikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sehingga secara umum pendidikan dapat mengarahkan peserta didik terhadap peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri peserta didik tersebut, dan tujuan pendidikan yang meliputi kepentingan, kemaslahatan dan kesejahteraan peserta didik dan masyarakat bahkan tuntutan lapangan kerjapun akan mudah tercapai. Pendidikan juga suatu proses pembelajaran. Sebab pada kenyataannya proses pendidikan yang dilaksanakan diberbagai lembaga pendidikan banyak dilakukan bahkan tidak lepas dari apa yang namanya proses belajar mengajar. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar yang dirancang dan dijalankan secara professional Fathurrahman, 20078. Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar mengajar tidak dapat disepelekan dan diabaikan dalam dunia pendidikan. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan perlu dibuat sebuah kurikulum pendidikan yang nilai relevansinya tinggi, atau kesesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan nasional. Kurikulum curriculum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar Sukmadinata, 20095. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum juga merupakan komponen pendidikan yang mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan dan sebagai acuan dalam setiap satuan pendidikan. Karena kurikulum ini sifatnya urgen maka dibutuhkan perhatian khusus dalam pelaksanaan dan pengembangannya sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah, sosial budaya masyarakat dan karakteristik siswa. Upaya pengembangan kurikulum yang senantiasa dilakukan oleh pemerintah dari tahun ke tahun melahirkan sebuah kurikulum baru yang merupakan pengembangan kurikulum sebelumnya, yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan Mulyasa, 200721. Paradigma baru ini memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP ini seorang guru dituntut untuk mampu mengubah sumber pembelajaran Learning Resource menjadi bahan ajar Teaching Material, sehingga materi yang diajarkan kepada peserta didik tidak monoton pada buku yang menjadi pegangan di sekolah tersebut serta hal ini akan mengurangi kejenuhan siswa saat belajar. Dengan demikian proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik, guru bisa memberikan pelajaran dengan bahan ajar dan metode yang variatif sehingga peserta didik merasa nyaman dan materi yang diajarkan menarik untuk dipahami yang pada akhirnya peserta didik bisa terhindar dari kejenuhan. Jika hal ini terjadi disetiap proses belajar mengajar diberbagai lembaga pendidikan maka tujuan pembelajaran bisa tercapai juga, yakni pemahaman optimal, penguasaan, aplikasi yang akurat sehingga tatanan kognitif, afektif dan psikomotorik akan stabil sebagaimana yang diharapkan tenaga edukatif pada umumnya. Ketiga ranah penilaian tersebut merupakan faktor determinan untuk menentukan sukses tidaknya prestasi belajar siswa dalam sebuah pembelajaran yang mengacu pada sistem pembelajaran KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Mulyasa, 200720. Prestasi merupakan hasil yang memuaskan dari segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal. Sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor Djamarah, 200813. Sementara yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru Tu’u, 200475. Sedangkan menurut Purwadarminto 1976767 menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Berdasarkan pendapat tersebut, dalam penelitian ini prestasi belajar siswa dapat diketahui dari nilai raport peserta didik yang meliputi ketiga aspek diatas sebagai hasil dari sebuah pembelajaran di sekolah. Jadi peningkatan prestasi belajar siswa yang meliputi ketiga ranah tersebut kognitif, afektif, psikomotorik, merupakan orientasi yang diprioritaskan dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan diberbagai sekolah. Sehingga penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam dengan mengangkat judul “Pengaruh Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong Kecamatan Saronggi Tahun 2009 “. B. Rumusan Masalah Merujuk pada paparan diatas, maka diambil beberapa rumusan masalah guna pembahasan sebagai batasan penelitian, antara lain Apakah penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong? Sejauhmana pengaruh penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah rumusan tentang hal yang akan dicapai oleh kegiatan penelitian Dhofir, 200021. Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah Ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong. Ingin mengetahui sejauhmana pengaruh penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian adalah follow up penggunaan informasi yang tertera dalam kesimpulan Dhofir, 200021 Dari setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat memberi manfaat baik bagi objek, atau peneliti khususnya dan juga bagi seluruh komponen yang terlibat didalamnya. Manfaat atau nilai guna yang bisa diambil dari penulisan skripsi ini adalah Segi Teoritis a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam disiplin pendidikan bahwa penerapan dan pengembangan kurikulum sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar yang efektif di lembaga pendidikan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. b. Untuk memperkuat teori bahwa penerapan dan pengembangan kurikulum yang baik dapat memicu kreatifitas siswa dalam berprestasi. Segi Praktis a. Dengan adanya penerapan dan pengembangan kurikulum yang baik dapat mewujudkan lembaga pendidikan yang efektif, produktif, dan berprestasi, serta dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam berprestasi khususnya di SDN Aengtongtong. b. Sebagai bahan munaqosyah dan bahan dokumen untuk penelitian lebih lanjut. E. Alasan Pemilihan Judul Alasan penulis mengangkat judul ini adalah karena memiliki dua alasan, yakni Secara Subjektif a. Lokasi penelitian yang dapat dijangkau dengan mudah b. Pada tahun ini kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP sudah diberlakukan disetiap satuan pendidikan termasuk di SDN Aeng tongtong c. Judul penelitian sesuai dengan disiplin ilmu yang diambil oleh peneliti yaitu Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam PAI Secara Objektif a. Sejauh pengamatan penulis, judul ini belum pernah ada yang meneliti b. Keberhasilan dalam belajar merupakan idaman setiap orang, karena itulah perlu kejelasan cara meraih sukses melalui penelitian c. Penelitian ini akan bermanfaat sekali untuk pengembangan penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan terhadap kreatifitas siswa berprestasi dalam belajar di SDN Aengtongtong F. Asumsi atau Postulat Asumsi atau anggapan dasar disebut juga postulat. Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M. Sc., Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik Dhofir, 200023. Namun hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Sebelum penelitian ini dilakukan ada beberapa anggapan dasar yang muncul baik dari diri peneliti pribadi atau dari orang lain ataupun dari praktisi pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan dan kebutuhan masing-masing Mulyasa, 200721. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi Mulyasa, 200720. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar /2009/05/15/PAKEM Science fu. Menurut penulis, penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berdasarkan pada karakteristik dan potensi siswa di sekolah, memungkinkan dapat memicu dan memacu terhadap prestasi belajar siswa secara optimal. G. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu gambaran yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul Arikunto, 199867. Karena masalah yang diteliti ini merupakan usaha untuk mencari ada tidaknya pengaruh, maka ada dua hipotesis yang muncul, yakni Hipotesis Kerja Ha Adanya pengaruh penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong Hipotesis Nihil Hi Tidak ada pengaruh penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDNAengtongtong H. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami isi skripsi ini, maka penulis perlu membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut 1. Ruang Lingkup Materi Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong kecamatan saronggi kabupaten sumenep. Maka untuk mempermudah penulis dalam membahas penelitian ini, perlu kiranya penulis membuat batasan ruang lingkup materi. Adapun permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini adalah terdiri dari dua variable, yakni Variabel X Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP No Sub Variabel Indikator 01 Penerapan KTSP 1. Prinsip Pelaksanaan 2. Prinsip Pengembangan KTSP 3. Pengembangan Program 02 Pelaksanaan Pembelajaran 1. Pre Test 2. Pembentukan Kompetensi 3. Post Test Variable Y Prestasi Belajar No Sub Variabel Indikator 01 Hasil raport – Dicari angka dalam raport 2. Ruang Lingkup Subjek Subjek penelitian adalah sesuatu yang menjadi kajian pokok penelitian. Maka dari ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong kecamatan saronggi kabupaten sumenep. 3. Ruang Lingkup Lokasi Lokasi adalah tempat sesuatu berada. Maka dalam hal ini adalah tempat subjek berada. Jadi lokasi penelitian ini adalah di desa Aengtongtong kecamatan saronggi kabupaten sumenep. 4. Ruang Lingkup Waktu Waktu adalah masa kapan terjadinya sesuatu. Dalam hal ini waktu penelitian adalah pada tahun 2009 M. I. Batasan Istilah dalam Judul Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep Tahun 2009 M “. Sedangkan untuk memperjelas maksud dari judul tersebut dan dalam upaya untuk menghindari kesalahpahaman serta kekeliruan penafsiran tentang judul tersebut, maka penulis ketengahkan arti kata atau istilah yang terdapat dalam judul yang berdasarkan pada pengertian dalam kamus dan standar pengertian umum yang berlaku dengan batasan-batasan. Kata dan istilah yang perlu penulis ketengahkan sebagai berikut Pengaruh Daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu orang, benda dsb yang berkuasa atau yang berkekuatan ghaib dsb. Purwadarminto, 1976731. KTSP Adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan BNSP, 200610. Prestasi Adalah hasil yang telah dicapai dilakukan, dikerjakan dan sebagainya Purwadarminto, 1976768. Belajar Adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor Djamarah, 200813. J. Kajian Pustaka 1. Tinjauan Teoritis tentang Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan a. Pengertian Kurikulum dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pengertian Kurikulum Sebelum penulis memaparkan pengertian kurikulum tingkat satuan pendidikan alangkah lebih baiknya apabila penulis mengutarakan pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan. Pada zaman yunani kuno, kurikulum dianggap sebagai kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Bahkan dalam ligkungan atau hubungan tertentu pandangan lama ini masih dipakai sampai sekarang. Banyak orang tua bahkan juga guru-guru kalau ditanya tentang kurikulum akan memberikan jawaban sekitar bidang studi atau mata-mata pelajaran. Lebih khusus mungkin kurikulum diartikan hanya sebagai isi pelajaran. Pendapat-penadapat yang muncul selanjutnya dari sebagian ahli yang mengartikan kurikulum dalam pengertian yang lebih luas, yakni “Segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi didalam maupun diluar sekolah”, atau sejumlah pengalaman yang potensial dapat diberikan oleh sekolah dengan tujuan agar anak dan pemuda dibiasakan berpikir dan berbuat menurut kelompok atau masyarakat tempat ia hidup”, yang kemudian lebih dipersingkat sebagai “Suatu cara mempersiapkan anak-anak untuk berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakat”, atau “segala kegiatan dibawah tanggung jawab sekolah yang mempengaruhi anak dalam pendidikannya” Alipandie, 1984117. Pengertian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan tidak hanya terbatas pada dinding-dinding kelas belaka, melainkan lebih diperluas lagi pada luar sekolah. Bahkan ada pula yang berpendapat bahwa segala sesuatu yang mempunyai dampak positif terhadap tingkah laku peserta didik baik yang datang dari sekolah, keluarga maupun masyarakat dapat dipandang bagian dari kurikulum. Hal ini selaras dengan penafsiran Ronald C. Doll Dalam Sukmadinata, 20094 yang menyatakan The commonly accepted definition of the curriculum has changed from content of courses of study and list of subjects and courses to all the experiences which are offered to learners under the auspices or direction of the school… Definisi Doll ini tidak hanya menunjukkan adanya perubahan penekanan dari isi kepada proses atau lebih memberikan tekanan pada pengalaman, tetapi juga menunjukkan adanya perubahan lingkup dari konsep yang sangat sempit kepada yang lebih luas. Hal ini menunjukkan bahwa yang dimaksud pengalaman siswa dalam belajar yang diajarkan ataupun menjadi tanggug jawab sekolah mengandung makna yang cukup luas, yakni mencakup berbagai upaya guru dalam mendorong terjadinya pengalaman tersebut dan memfasilitasinya. Dalam kaitannya konsep kurikulum yang ditegaskan oleh Ronald Doll, Mauritz Johnson masih dalam buku yang sama mengajukan keberatan terhadap apa yang dikemukakan oleh Doll. Kemudian Johnson membedakan dengan tegas antara kurikulum dengan pengajaran. Semua yang berkenaan dengan perencanaan dan pelaksanaan, seperti perencanaan isi, kegiatan belajar-mengajar, evaluasi, termasuk pengajaran. Sedangkan kurikulum hanya berkenaan dengan hasil-hasil belajar yang diharapkan oleh siswa. Berbeda dengan Hilda Taba, dia berpendapat bahwa ada perbedaan antara kurikulum dan pengajaran, menurutnya bukan terletak pada implementasinya tetapi pada keluasan cakupannya. Kurikulum berkenaan dengan cakupan tujuan isi dan metode yang lebih luas atau lebih umum, sedangkan yang lebih sempit dan lebih khusus menjadi tugas pengajaran Sukmadinata, 20096. Bagaimanapun rumusan-rumusan pengertian kurikulum diatas, jelaslah bahwa kurikulum harus dipandang sebagai suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran. Sedangkan menurut BSNP Badan Standar Nasional Pendidikan, definisi kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu BNSP,20067. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 15, kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan Muslich, 20084. KTSP merupakan singkatan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik. KTSP juga merupakan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan kognitif, psikomotorik, dan afektif dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah. Disamping itu pengembangan kurikulum ini diupayakan dapat memberikan wawasan baru terhadap sistem yang berjalan selama ini, dan juga dapat membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran diberbagai sekolahan. Penerapan kurikulum 2006 KTSP ini menuntut aktivasi dan partisipasi para peserta didik yang lebih banyak dalam proses pembelajaran. Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan berbeda dengan kurikulum sebelumnya, KTSP dirancang sedemikian rupa, sehingga tidak ada lagi jam efektif yang begitu mencolok banyaknya. Kurikulum sebelumnya, sebagian mata pelajaran memiliki waktu yang banyak, sebagian mata pelajaran yang lain memiliki waktu sedikit dengan alasan urgen dan padatnya materi. Penekanan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP bukan mengejar target materi tetapi memaksimalkan proses dalam pembelajaran dan mengembangkan kompetensi peserta didik, apalah arti bila materi tercapai dengan proses yang tidak maksimal akan tetapi dengan proses pembelajaran yang maksimal akan membuahkan hasil out put yang berkualitas. Kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP ini sengaja disusun oleh masing-masing satuan pendidikan supaya terasa lebih familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan dan akan merasa memiliki tanggung jawab yang memadai. Dalam KTSP pengembangan kurikulum ini dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta komite sekolah dan dewan pendidikan. Dan dalam pengembangannya harus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan SKL, tanpa lepas dari Supervisi Dinas Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan tersebut. b. Keterkaitan antara Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif Mulyasa, 20079. Kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yakni kurikulum berbasis kompetensi KBK yang diterapkan sejak tahun 2004, sehingga belum lama KBK diterapkan sudah diganti dengan KTSP yang dianggap sebagai kurikulum baru tahun 2006 ini. Karena itu muncul istilah plesetan dikalangan pengelola dan pelaku pendidikan di sekolah, seperti KBK singkatan dari kurikulum berbasis kebingungan dan lainnya. Dan terkait dengan kurikulum KTSP ini Badan Standar Nasional BSNP telah menyusun panduan penyusunannya tersebut. Sedangkan KBK merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar, serta memberdayakan sumber daya pendidikan. Kurikulum ini disebut KBK karena menggunakan pendekatan kompetensi, dan kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik pada setiap tingkatan kelas dan pada akhir satuan pendidikan dirumuskan secara eksplisit. Disamping itu, dirumuskan pula materi standar untuk mendukung pencapaian kompetensi dan indikator sebagai tolak ukur terhadap pencapaian hasil pembelajaran. Berdasarkan pemaparan diatas, perbedaan esensial antara KTSP dan KBK tidak ada. Kedua-duanya merupakan seperangkat rencana pendidikan yang berorientasi pada kompetensi dan hasil belajar peserta didik. Namun perbedaan nampak pada teknis pelaksanaannya saja. KBK disusun oleh pemerintah pusat yang dalam hal ini adalah Depdiknas, sedangkan KTSP disusun oleh tingkat satuan pendidikan masing-masing, yakni sekolah yang bersangkutan walaupun masih didasarkan pada rambu-rambu nasional panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh Badan Independen, yakni Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP. Dengan harapan, jika pada tahun-tahun sebelumnya masing-masing satuan sekolah terkesan terlalu didikte dari atas, maka dengan otonomi yang luas ini penerapan dan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada berbagai sekolahan mampu memberikan nuansa-nuansa baru sesuai dengan karakteristik sekolah itu sendiri, sehingga dapat melahirkan keunggulan-keunggulan kompetitif dan komparatif. c. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Dalam Mulyasa 2007247 dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya, kurikulum tingkat satuan pendidikan sedikitnya memperhatikan tujuh prinsip, diantaranya 1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. 2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu a. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, b. Belajar untuk memahami dan menghayati, c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif, dan menyenangkan. 3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. 4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan. 5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. 6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan. d. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai komponen, yang menuntut keterampilan teknis dari pihak pengembang terhadap pengembangan berbagai komponen kurikulum. Disamping itu dalam pengembangan KTSP ini harus memperhatikan tujuh prinsip pengembangan, diantaranya Dalam Muhaimin, 200821 a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. b. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan stakeholders untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. f. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat yang berkaitan dengan unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal. g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. e. Pengembangan Program Upaya pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai macam pengembangan program. Dalam Mulyasa, 2007249 dijelaskan bahwa pengembangan KTSP mencakup pengembangan program tahunan, program semester, program modul pokok bahasan, program mingguan dan harian, pengayaan dan remedial, serta program bimbingan dan konseling. a. Program Tahunan Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran di setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran tersebut. Program ini perlu disusun dan dipersiapkan serta dikembangkan sebelum tahun ajaran, karena program ini merupakan pedoman bagi pengembangan program berikutnya. b. Program Semesteran Program semesteran berisikan garis-garis mengenai hal-hal yang akan dilaksanakan dan dicapai dalam setiap semester. Program ini merupakan penjabaran dari program tahunan. c. Program Mingguan dan Harian Program ini merupakan penjabaran dari program semesteran. Melalui program ini kita dapat mengetahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang, serta dapat mengidentifikasi kemajuan peserta didik dalam belajar dan kesulitannya. Sehingga nantinya kita dapat menemukan solusi pemecahannya dan kesulitan yang dihadapi peserta didik dapat teratasi. d. Program Pengayaan dan Remedia Program ini dilaksanakan sebagai media tambahan dan tindak lanjut dari analisis yang dilakukan guru mata pelajaran untuk peserta didik dalam proses pembelajaran sekolah dan guru perlu memberikan perlakuan khusus bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dengan melalui kegiatan remedial. Dengan ini peserta didik akan tetap mendapat kesempatan untuk memahami pelajaran dengan lebih baik. Sedangkan pengayaan diberikan kepada siswa yang memiliki kemampuan cemerlang dalam menangkap pelajaran serta untuk mempertahankan kecepatan belajarnya. e. Program Bimbingan dan Konseling Program ini merupakan suatu program yang disediakan sekolah untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa Sukmadinata, 2004233. Program ini merupakan teknik bimbingan yang menjadi sasarannya bukan hanya terjadinya perubahan tingkah laku, tetapi hal yang lebih mendasar dari itu, yaitu perubahan sikap. Disamping itu bimbingan dan konseling ini berusaha membantu peserta didik dalam memahami dirinya, mengenal dan menunjukkan arah perkembangan dirinya, menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan serta mengatasi problema-problema yang dihadapinya. f. Pelaksanaan Pembelajaran Dalam proses pendidikan, pembelajaran merupakan kegiatan yang sangat pokok. Sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses pembelajaran yang dirancang dan dijalankan secara profesional. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik Mulyasa, 2007255. Keberhasilan suatu proses sangat didukung oleh faktor-faktor penunjang yang berada disekitar lingkungan proses, demikian juga sebaliknya lingkungan sekitar proses yang tidak baik dapat mengganggu proses itu bekerja maksimal Yamin, 200760. Proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik guru, dan lingkungan sangat menentukan terhadap lancarnya pelaksanaan di sekolah. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Guru adalah komponen utama yang sangat berpengaruh dalam mengkondisikan lingkungan pembelajaran yang nenunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Dan pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga hal, yakni pre tes tes awal, pembentukan kompetensi, dan post test. a. Pre Tes tes awal Pre tes merupakan kegiatan pendahuluan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pre tes ini memiliki banyak kegunaan selain untuk mengetahui kadar kemampuan dan pemahaman peserta didik pada materi yang lalu. Dalam Mulyasa 2007255, dikemukakan beberapa kegunaan dari pre tes tersebut, diantaranya 1. Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre tes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka kerjakan. 2. Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pre tes dengan post test. 3. Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. 4. Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai, kompetensi dasar mana yang telah dikuasai peserta didik, serta kompetensi dasar mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus. Untuk mencapai hasil yang ketiga dan yang keempat dari hasil pre tes, maka harus segera dilaksanakan pemeriksaan secara cepat dan cermat sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. b. Pembentukan Kompetensi Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan proses pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta didik, dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan Mulyasa, 2007256. Dalam pembentukan kompetensi ini harus dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Dan hal ini menuntut keaktifan dan kekreatifan guru dalam menciptakan suasana yang kondusif. Kualitas pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dapat dikatakan berhasil dari segi proses apabila seluruh atau sebagian besar peserta didik dapat terlibat secara aktif baik fisik, mental dan sosial dalam proses pembentukan kompetensi dasar. Sedangkan dari segi hasil dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku pada diri peserta didik secara keseluruhan atau sebagian besar. Proses pembelajaran yang dilakukan hendaknya disampaikan dengan menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang kondusif, agar peserta didik dapat mengembangkan kompetensi dasar dan potensinya secara optimal. Sehingga akan dengan mudah peserta didik menyesuaikan diri dengan masyarakat setelah lulus dari jenjang pendidikan tertentu. c. Post Test Setelah pembentukan kompetensi terwujud, maka langkah yang harus dilakukan oleh guru adalah melaksanakan post test untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik dalam menyerap ilmu selama berlangsungnya suatu pembelajaran. Dalam melaksanakan post test seorang pendidik/guru bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada peserta didik atau dengan cara mempresentasikan kembali apa-apa yang sudah dijelaskan atau diterangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Dibawah ini terdapat beberapa fungsi post test yang dikemukakan oleh Mulyasa 2007257 sebagai berikut 1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara hasil pre tes dan post tes. 2. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya. Sehubungan dengan ini, apabila sebagian besar peserta didik belum menguasainya maka dilakukan pembelajaran kembali remedial teaching. 3. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar yang dihadapi. 4. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi. 2. Tinjauan Teoritis tentang Prestasi Belajar Sebagai landasan untuk memahami tentang pengertian prestasi belajar, disini perlu penulis paparkan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan prestasi, dan apa yang dimaksud dengan belajar, serta berbagai definisi tentang prestasi belajar yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan ilmuwan. a. Pengertian Prestasi Kebutuhan untuk berprestasi adalah merupakan harapan dan cita-cita setiap peserta didik dalam sebuah pembelajaran. Winkel Purwadarminto 1976768 mengartikan, “Prestasi adalah hasil yang dicapai”. Sedangkan sebagian ahli mendefinisikan prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Dari pendefinisian prestasi diatas, dapat penulis simpulkan bahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai seseorang secara maksimal dan memuaskan sebagai hasil dalam melakukan suatu kegiatan. b. Pengertian Belajar Terkait dengan pengertian belajar, banyak para ahli yang mendefinisikannya. Salah satunya adalah Cronbach dalam Djamarah, 200813 berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Howard L. Kingskey mengatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Dua pendapat tersebut serujuk dengan apa yang dikatakan oleh Ahmadi 200517, bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Sedangkan M. Sobry Sutikno Dalam Fathurrohman, 20075 mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari beberapa penafsiran tentang belajar yang dikemukakan oleh oleh para pakar pendidikan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari pengalaman dan praktek pelatihan didalam berinteraksi dengan lingkungannya. Tentunya perubahan tersebut menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. c. Pengertian Prestasi belajar Sebelum penulis paparkan definisi prestasi belajar, terlebih dahulu akan dipaparkan definisi prestasi akademik. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian Tu’u, 200475. Sementara masih dalam buku yang sama, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan menurut Purwadarminto 1976767 menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai peserta didik dalam proses pembelajaran. d. Macam-Macam Prestasi Prestasi belajar yang diperoleh peserta didik merupakan hasil belajar yang dicapai pada waktu-waktu tertentu dalam sebuah pembelajaran yang meliputi beberapa aspek yang berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sendiri. Benyamin Bloom dalam Sudjana, 200922 mengklasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, yang terdiri dari enam aspek, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. e. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh seseorang baik berupa dorongan ataupun hambatan. Dalam Ahmadi 2005105 disebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, diantaranya 1. Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, hal ini meliputi a. Kecerdasan intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. b. Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. c. Minat Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. d. Motivasi Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu Sutikno, 200719. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya dari luar diri peserta didik siswa, yang meliputi a. Keadaan Keluarga Keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pertama, sebab dalam lingkungan inilah pertama-tama anak mendapatkan pendidikan, bimbingan, asuhan, pembiasaan, dan latihan. Keluarga bukan hanya menjadi tempat anak dipelihara dan dibesarkan tetapi juga tempat anak hidup dan dididik pertama kali Sukmadinata, 20046 b. Keadaan Sekolah Sekolah sering disebut sebagai lingkungan kedua setelah keluarga. Disamping itu sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Karena tidak seperti dalam lingkungan keluarga, di sekolah ada kurikulum sebagai rencana pendidikan dan pengajaran, ada guru-guru yang lebih profesional, ada sarana-prasarana dan fasilitas pendidikan khusus sebagai pendukung proses pendidikan, serta ada pengelolaan pendidikan yang khusus pula yang semua itu dapat memacu dan memicu siswa untuk belajar yang lebih giat lagi. c. Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Sebab dalam kehidupan sehari-hari anak lebih dominan bergaul dengan lingkungan alam sekitar dimana anak berada, sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak. K. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Dalam kegiatan penelitian, kerangka atau rancangan penelitian merupakan unsur pokok yang harus ada sebelum proses penelitian dilaksanakan. Karena dengan sebuah rancangan yang baik pelaksanaan penelitian menjadi terarah, jelas, dan maksimal. Terkait dengan penelitian ini, maka penulis menggunakan jenis penelitian korelasional kuantitatif, yaitu sebuah penelitian yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel Arikunto, 2006270. 2. Teknik Penentuan Subjek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian populasi, dimana seluruh populasi merupakan sample. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang mencakup semua elemen dan unsur-unsur Dhofir, 200036. Sedangkan sampel masih dalam buku yang sama, adalah sebagian subjek penelitian yang memiliki kemampuan mewakili seluruh data populasi. Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 4,5,6 SDN Aengtongotong Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep Tahun 2009 M. No Kelas Populasi Sampel 01 I 8 – 02 II 16 – 03 II 11 – 04 IV 14 14 05 V 13 13 06 VI 16 16 3. Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan data dengan menggunakan metode-metode tertentu. Metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, antara lain a. Metode Angket Angket adalah suatu teknik atau alat pengumpul data yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula Sukmadinata, 2004271. Metode ini digunakan untuk mencari dan menyaring data yang bersumber dari responden. b. Metode Wawancara Wawancara atau interview merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara tatap muka, pertanyaan diberikan secara lisan dan jawabannyapun diterima secara lisan pula Sukmadinata, 2004222. Dengan metode ini peneliti dapat langsung mengetahui reaksi yang ada pada responden dalam waktu yang relatif singkat. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya” Arikunto, 1998236. Metode dokumenter ini digunakan untuk memperoleh data di SDN Aengtongtong, baik dari segi jumlah siswa, nilai raport, struktur sekolah, denah sekolah, yang kesemuanya itu menunjang terhadap proses penelitian ini. 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan pengelolaan data dari data-data yang sudah terkumpul. Diharapkan dari pengelolaan data tersebut dapat diperoleh gambaran yang akurat dan konkrit dari subjek penelitian. Penulis juga menggunakan statistik guna membantu analisa data sebagai hasil dari penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sedangkan Variabel Y adalah Prestasi Belajar Siswa Kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep Tahun 2009 M. Adapun rumus korelasi yang digunakan adalah Product Moment, dengan alasan karena penelitian ini terdiri dari dua variabel yang interval. Rumus product momentnya adalah sebagai berikut ∑xy πxy = √∑x² ∑y² Keterangan πxy = Kofisien korelasi antara gejala X dan gejala Y ∑xy = Jumlah product X dan Y ∑x² = Jumlah gejala x kecil kuadrat ∑y² = Jumlah gejala y kecil kuadrat DAFTAR PUSTAKA Bambang Prasetyo & Lina Miftanul Jannah 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta Raja Grafindo. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. BandungAlfabeta Widodo, T. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Surakarta.LPP UNS Press Ahmadi, Abu; 2005. Strategi Belajar Mengajar, Bandung Pustaka Setia Alipandie, Imansjah; 1984. Didaktik Metodik Pendidikan Umum, Surabaya Usaha Nasional BNSP; 2006. Panduan Penyusunan KTSP Dhofir, Syarqowi; 2000. Pengantar Metodologi Riset Denagn Spektrum Islami, Prenduan Iman Bela Djamarah, Syaiful Bahri; 2008. Psikologi Belajar, Jakarta Renika Cipta Fathurrohman, Pupuh; 2007. Strategi Belajar Mengajar, Bandung Refika Aditama Http// /2009/05/15/PAKEM Science fu Muhaimin et. Al; 2008. Pengembangan Model KTSP Pada Sekolah & Madrasah, Jakarta Rajawali Press Mulyasa, E; 2007. KTSP Suatu Panduan Praktis, Bandung Remaja Rosdakarya Muslich, Masnur; 2008. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta Bumi Aksara Purwadarminto, Winkel; 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka Sudjana, Nana; 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung Remaja Rosdakarya Sukmadinata, Nana Syaodih; 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya Sukmadinata, Nana Syaodih; 2009. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung Remaja Rosdakarya Tu’u, Tulus; Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa, Jakarta PT. Grasindo Yamin, Martinis; 2007. Desain Pembelajaran Berbasis KTSP, Jakarta GP Press Zuhairini; 2004. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari

3 Punch. Pengertian kuantitatif menurut Punch mengartikan sebagai penelitian berdasarkan pengalaman empiris yang mengumpulkan data-data berbentuk angka yang dapat dihitung dan berbentuk numeric. Lain lagi dengan pendapat Nana Sudjana dan Ibrahim, yang mengartikan sebagai penelitian yang didasari pada asumsi.
Ilustrasi Menulis. Credit Jakarta Mengenal metode penelitian kuantitatif adalah melibatkan pengumpulan dan analisis data numerik dengan kontrol variabel. Hill Way dalam bukunya Introduction to Research, menjelaskan metode penelitian adalah studi mendalam dan penuh dengan kehati-hatian dari segala fakta. Apa saja macam-macam metode penelitian kuantitatif? Macam-macam metode penelitian kuantitatif yang paling umum dan sering digunakan adalah korelasi, deskriptif, kasual komparatif, komparatif, eksperimen, survei, dan inferensial. Keberadaan macam-macam metode penelitian kuantitatif tersebut digunakan untuk menguji atau mengonfirmasi teori atau asumsi dengan studi mendalam. Sekian banyak macam-macam metode penelitian kuantitatif, ekspresi studi yang dilakukan tak jauh berbeda. Metode penelitian kuantitatif adalah diekspresikan dengan angka dan grafik. Dicatat dengan angka dan dilengkapi pertanyaan tertutup. Berikut ulas macam-macam metode penelitian kuantitatif dan penjelasannya, Rabu 10/11/2021.Sejumlah peneliti WHO berada di Wuhan China. Mereka akan lakukan investigasi terkait asal-usul Covid-19 di daerah laptop Burst dari Pexels1. Korelasi Metode Korelasional merupakan salah satu dari macam-macam metode penelitian kuantitatif yang digunakan dalam evaluasi. Terutama untuk mendeteksi sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefesian korelasi. Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti korelasional adalah penelitian dengan tujuan untuk mendeteksi tingkat kaitan variasi-variasi yang ada dalam suatu faktor dengan variasi-variasi dalam faktor yang lain dengan berdasarkan pada koefisien korelasi. 2. Deskriptif Metode deskriptif merupakan salah satu macam-macam metode penelitian kuantitatif dengan suatu rumusan masalah yang memadu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam. Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti deskriptif ini bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. 3. Kausal Komparatif Metode penelitian kausal komparatif merupakan salah satu dari macam-macam metode penelitian kuantitatif. Nama populer dari macam-macam metode penelitian kuantitatif ini adalah ex-post facto. Metode Kausal komperatif digunakan dalam evaluasi untuk mengetahui kemungkinan hubungan sebab-akibat. Proses dari macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti kasual komparatif adalah dengan pengamatan terhadap akibat yang ada dengan mencari faktor-faktor penyebabnya. Melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya, kemudian mencari kemungkinan variabel penyebabnya. 4. Komparatif Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti yang komparatif berfungsi membandingkan dua perlakuan atau lebih dari suatu variable, atau beberapa variabel sekaligus. Tujuan macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti komparatif ini untuk melihat perbedaan dua atau lebih situasi, peristiwa, kegiatan, atau program. Perbandingan yang dilihat dari bagaimana seluruh unsur dalam komponen penelitian terkait antara satu sama lain. Perhitungan yang digunakan macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti komparatif adalah berupa persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan, serta faktor pendukung hasil. Bagaimana unsur pembentuk hasil penelitian dapat menjadi latar belakang dari hasil penelitian Metode Penelitian Kuantitatif SelanjutnyaIlustrasi laptop Burst dari Pexels5. Eksperimen Metode penelitian eksperimen merupakan salah satu dari macam-macam metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini dilakukan untuk menguji efektif atau tidaknya variabel eksperimen. Penelitian eksperimen biasanya lebih banyak digunakan dalam bidang eksak. Ada dua jenis penelitian eksperimen, semu dan sungguhan. Metode eksperimen semu digunakan dalam evaluasi untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan yang dapat diperoleh data sebenarnya. Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti eksperimen ini biasanya digunakan dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan variable yang relevan. Sementara metode eksperimen sungguhan digunakan dalam evaluasi untuk mengkaji kemungkinan saling hubungan sebab-akibat. Ini dilakukan dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen serta membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan. 6. Survei Metode Survei digunakan dalam evaluasi untuk membuat pencanderaan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap fakta-fakta serta sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti survei digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data informasi tentang populasi yang besar. Biasanya menggunakan sampel yang relatif lebih kecil. Macam-macam metode penelitian kuantitatif seperti survei digunakan untuk memecahkan masalah-masalah isu skala besar yang aktual dengan populasi sangat besar, sehingga diperlukan sampel ukuran besar. Dalam penelitian survei informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. 7. Inferensial Inferensial merupakan salah satu macam-macam metode penelitian kuantitatif yang melakukan analisis hubungan antar variable dengan pengujian hipotesis. Maka, kesimpulan penelitian jauh melampaui sajian data kuantitatif saja. Dalam penelitian inferensial dapat membahas tentang besarnya peluang kesalahan dalam pengambilan Penelitian KuantitatifIlustrasi laptop Vlada Karpovich dari Pexels1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis merupakan manfaat yang berhubungan dengan pengembangan ilmu, dalam hal ini adalah ilmu linguistik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pengembangan ilmu bahasa, khususnya dalam bidang pragmatik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai studi tentang pelanggaran prinsip kesantunan dan implikatur percakapan berdasarkan pelanggaran prinsip kesantunan khususnya dalam tuturan yang bersifat komedi. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis merupakan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini oleh peneliti itu sendiri dan pembaca. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembaca mengenai pemahaman terhadap percakapan di dalam komik berbahasa Jawa ngapak, terutama dalam memahami prinsip kesantunan dan implikatur percakapan berdasarkan pelanggaran prinsip kesantunan dalam komik Banyumasan. Dengan cara menganalisis secara langsung tuturan yang ada di dalam komik tersebut. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pembahasan Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Di antara pilihan jawaban, yang bukan termasuk data kuantitatif adalah ingkat kecerdasan siswa. Mau dijawab kurang dari 3 menit? Web server is down Error code 521 2023-06-13 173635 UTC Host Error What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d6c18bc790cb755 • Your IP • Performance & security by Cloudflare ArtikelTerkait. Berikut ini yang tidak termasuk dalam langkah-langkah metode ilmiah adalah. 10. Berikut yang termasuk dalam tindakan kuantitatif adalah a. membau dan mengecap. b. mengamati dan mencatat. c. mengukur dan menimbang. d. mendengar dan menghitung. e. menghitung dan mencatat.
Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang mengandalkan pengukuran objektif dan analisis matematis statistik terhadap sampel data yang diperoleh melalui kuesioner, jejak pendapat, tes, atau instrumen penelitian lainnya untuk membuktikan atau menguji hipotesis dugaan sementara yang diajukan dalam penelitian. Memperkuat pernyataan di atas, metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono 2018, hlm. 14 adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme mengandalkan empirisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian objektif, dan analisis data bersifat jumlah atau banyaknya kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Adapun pengertian filsafat positivisme adalah filsafat yang mengandalkan empirisme atau penemuan dan pengamatan yang telah teralami nyata bukan sekedar asumsi atau logika. Artinya, dalam penelitian kuantitatif, data konkret berupa angka atau tepatnya statistik menjadi penentu nomor satu dalam membuktikan asumsinya, bukan sekedar logika yang rasional. Contohnya, terdapat dugaan bahwa negara A adalah negara berkembang belum maju. Melalui penelitian kuantitatif akan dilakukan survei berapakah rata-rata penghasilan warga di negara A. Jika penghasilan rata-rata masyarakat negara A hanya sepertiga dari negara maju, maka negara A terbukti sebagai negara berkembang. Sebaliknya, jika penghasilan rata-rata negara A ternyata 90% maka negara tersebut bukanlah negara berkembang. Hal tersebut tentunya sangat bertolak belakang dengan penelitian kualitatif yang mementingkan kualitas data. Partisipan penelitian dijadikan subjek yang memiliki sumber informasi berharga, bukan hanya sekedar angka. Lalu mana yang lebih baik? Tidak ada, keduanya memiliki kelebihannya masing-masing. Malah dalam beberapa kasus jika penelitian kualitatif dan kuantitatif digabungkan hasil penelitian akan menjadi lebih maksimal. Untuk memastikan kesahihan pengertian metode penelitian kuantitatif di atas, berikut adalah beberapa pengertian metode penelitian kuantitatif menurut para ahli. Arikunto Menurut Arikunto 2019, hlm. 27 penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. Sunyoto Penelitian kuantitatif merupakan angka atau bilangan yang sudah pasti sehingga dapat dirangkai dan juga memudahkan dalam membaca, serta mempermudah peneliti untuk membuat sebuah pemahaman Sunyoto 2016, hlm. 21. Creswell Penelitian kuantitatif menurut Creswell 2016, hlm. 5 adalah metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel dalam penelitian. Indrawan & Yaniawati Pendekatan kuantitatif adalah upaya peneliti untuk mengumpulkan data bersifat angka, Data angka-angka tersebut selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus kerja statistic dan diturunkan dari variabel yang sudah di operasionalkan, dengan skala ukur tertentu seperti skala nominal, ordinal, interval, dan ratio Indrawan & Yaniawati, 2016, hlm. 141. Kasiram Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang didasari pada asumsi, kemudian ditentukan variabel, dan selanjutnya dianalisis dengan metode-metode penelitian yang valid, terutama dalam penelitian kuantitatif Kasiram, 2008, hlm. 149. Karakteristik Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif berlandaskan filsafat positivisme yang harus memiliki dua kriteria penting, yakni kriteria eksplanatori dan prediktif. Eksplanatori berarti penelitian harus dapat menjelaskan keterkaitan dua buah atau lebih fenomena dalam bentuk hubungan, perbedaan, pengaruh, maupun menjelaskan sampel penelitian terhadap populasinya. Prediktif berarti hasil penelitian harus memiliki daya ramal tinggi yang mampu memprediksikan suatu fenomena yang akan terjadi. Berdasarkan kriteria di atas, maka kita juga dapat menarik bahwa penelitian kualitatif harus pula memiliki karakter ilmu pengetahuan yang memiliki beberapa sifat-sifat di bawah ini. Objektif, maksudnya teori-teori mengenai semesta haruslah menjelaskan apa adanya dan tidak dapat dipengaruhi oleh apa pun; sifatnya harus bebas nilai asumsi penilaian orang lain. Fenomenalis, bukan fenomena, melainkan berasal dari bahasa Yunani yang berarti “yang terlihat”. Artinya kajian penelitian hanya berbicara mengenai sesuatu yang dapat diamati, yang dapat dirasakan, dan dapat dilihat karena adanya data. Reduksionis, berarti data yang ditemukan melalui penelitian harus dapat direduksi menjadi fakta-fakta yang jelas, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan. Naturalis, artinya sesuatu yang diteliti harus serupa dengan objek alam semesta yang bergerak secara mekanis dan tetap berdasarkan hukum-hukum tertentu. Hanya sesuatu yang dapat diulang berkali-kali kapan pun dan oleh siapa pun tetap memiliki hasil yang sama Sanjaya, 2015, hlm. 35. Macam Macam Metode Penelitian Kuantitatif Menurut Sanjaya 2015, hlm. 37 beberapa macam atau jenis metode yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut. Kuantitatif Eksperimen, merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan dan meramalkan yang akan terjadi pada suatu variabel jika diberikan suatu perlakuan tertentu pada variabel lainnya. Eksperimen memiliki ciri a Berhubungan erat dengan populasi dan sampel, karena perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen atau kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan adalah sejumlah anggota sampel sehingga bersifat representatif dari populasi; b berkaitan dengan hipotesis, dalam penelitian kualitatif eksperimen, peneliti mengajukan hipotesis dugaan sementara yang akan dibuktikan kebenaran atau kesalahannya melalui eksperimen. Survei, adalah penelitian yang berusaha untuk mengungkap opini, pendapat, dan pandangan subjek penelitian masyarakat atau populasi lain terhadap isu yang sedang diteliti variabel penelitian. Melalui teknik statistik, hasil survei dapat memberikan gambaran dan daya ramal yang tinggi terhadap sesuatu yang disurvei pada skala yang luas. Penelitian Korelasi Kuantitatif Pengaruh, metode penelitian korelasi atau correlational Research adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan antar dua atau lebih variabel yang sedang diteliti. Misalnya, apakah variabel X kemampuan menulis teks eksplanasi dipengaruhi oleh variabel Y metode pembelajaran kooperatif? Jika nilai rata-rata yang didapatkan dalam ujian tes menulis teks eksplanasi meningkat, maka variabel Y berpengaruh terhadap variabel X. Studi Perbandingan, dilakukan untuk menemukan perbedaan tertentu dari dua kelompok subjek penelitian. Dapat sesederhana apakah dua subjek yang dibandingkan memiliki perbedaan yang cukup banyak untuk disebut berbeda dan unik? Jika tidak, berarti keduanya dianggap tumpang-tindih atau serupa. Studi Perkembangan, merupakan studi yang bertujuan untuk menemukan perkembangan pada subjek penelitian tertentu berdasarkan fungsi waktu. Terdapat dua jenis perkembangan, yakni longitudinal dan cross sectional. Penelitian perkembangan longitudinal adalah penelitian perkembangan yang dilakukan untuk melihat perkembangan tertentu pada subjek penelitian yang sama selama kurun waktu tertentu. Misalnya bagaimana perkembangan peserta didik dari kelas 7 hingga kelas 9 SMP. Sementara itu cross sectional tidak mengadakan penelitian pada subjek yang sama namun menyilang untuk mendapatkan gambaran umum dari seluruh jenis subjek. Misalnya beberapa orang dari kelas 7, 8, dan 9 diambil sampelnya untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar SMP pada umumnya. Referensi Arikunto, Suharsimi. 2019. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Cipta. Creswell, John W. 2016. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Edisi Keempat. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Indrawan, Rully dan Yaniawati, Poppy. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, dan Pendidikan. Bandung Refika Aditama. Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian. Malang UIN-Malang Pers. Sanjaya, Wina. 2015. Penelitian Pendidikan. Jakarta Prenada Media Group. Sunyoto, Danang. 2016. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung PT Refika Aditama.
Kontenadalah segala jenis materi dan/atau muatan yang berkaitan dengan Akun, penawaran Efek, transaksi, dan pengaduan. Konten Yang Dilarang adalah segala jenis materi dan/atau muatan yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan di wilayah Republik Indonesia. LandX adalah Platform yang digunakan untuk melakukan Penawaran Efek melalui Teknik analisis data kuantitatif adalah sebuah metode penelitian yang menggunakan pengukuran atau measurement. Jenis metode ini merupakan konsep tradisional dan sudah sering dipakai untuk berbagai penelitian sosial. Dengan kata lain, data kuantitatif adalah sebuah kumpulan yang bisa diukur dan dihitung sebagai variabel angka secara langsung. Nantinya, di akhir kesimpulan akan ditampilkan dengan grafik, gambar, dan tabel. Ingin tahu lebih lengkapnya? Yuk, simak artikel ini! Pengertian Data Kuantitatif Apa itu data kuantitatif? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kemdikbud, penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Sedangkan arti dari kuantitatif sendiri yaitu berdasarkan jumlah atau banyaknya. Maka bisa disimpulkan bahwa data kuantitatif adalah informasi yang didapatkan dari hasil penelitian bersifat terstruktur atau berpola dari suatu riset sehingga dapat dibaca lebih mudah oleh peneliti. Selain itu, data kuantitatif adalah jenis penelitian yang menyajikan informasi dalam bentuk angka atau data kualitatif diubah menjadi skoring baik sekali = 4, baik = 3, kurang baik =2 dan tidak baik = 1. Baca juga Apa Itu Riset Pengertian, Cakupan, Metode, dan Contohnya Jenis Data Kuantitatif Dalam praktiknya, data kuantitatif dibagi menjadi dua jenis. Adapun jenis data kuantitatif adalah sebagai berikut 1. Data diskrit atau nominal Data diskrit merupakan data yang hanya bisa digolongkan secara terpisah atau dibentuk dalam kategori-kategori. Secara umum, untuk mendapatkan hasil dari data ini harus dilakukan dengan penghitungan, misalnya dalam suatu kelas setelah dihitung terdapat 50 mahasiswa, terdiri atas 30 pria dan 20 wanita. Dalam suatu kelompok terdapat 100 orang suku Batak dan 50 suku Jawa dan lain-lain. 2. Data kontinum Selanjutnya, jenis data kuantitatif adalah kontinum. Data ini merupakan kumpulan informasi yang bervariasi dan didasarkan oleh tingkatan serta didapatkan dari hasil pengukuran. Secara umum, kontinum dibagi lagi menjadi data ordinal, interval, dan ratio. Contoh Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah jenis penelitian yang bisa diukur atau dihitung secara langsung sebagai angka. Adapun contoh data kuantitatif adalah sebagai berikut Dalam kelas matematika di semester 1, hanya 50 orang yang mendapatkan nilai 90. Hal ini menunjukkan jumlah siswa yang konkrit, kelas jelas, serta angka nilai transparan. Metode yang digunakan yaitu rata-rata siswa kelas 10 SMA Jakarta adalah 170 cm. Contoh dari data kuantitatif ini memuat informasi tentang ukuran tinggi badan siswa rata-rata yaitu 170 tinggi badan 10 orang pendaftar tes Calon Taruna kurang dari 160 cm, maka mereka tidak diterima. Hal ini menggunakan metode eksperimen yang menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel tinggi badan dengan variabel lainnya tidak terima tes. Metode Pengumpulan Data Kuantitatif Dalam sebuah penelitian, pengumpulan data menjadi tahapan penting dan tak boleh dilewatkan. Oleh karena itu, sangat penting bagi peneliti untuk mengetahui jenis penelitian apa yang akan dilakukan. Misalnya, seorang peneliti akan mengambil jenis penelitian data kuantitatif, maka mereka harus mengetahui teknik pengumpulannya agar selanjutnya bisa diolah menjadi data dan dapat diinterpretasi. Adapun teknik pengumpulan data kuantitatif adalah sebagai berikut 1. Kuesioner Pertama, teknik pengumpulan data kuantitatif adalah dengan menyebarkan kuesioner. Biasanya, peneliti akan menuliskan beberapa pertanyaan yang nantinya akan diberikan ke responden guna mendapatkan informasi. Perlu diketahui bahwa semakin banyak jumlah responden yang terlibat, maka akan makin bagus juga untuk mendapatkan informasinya. Sehingga nantinya juga akan berpengaruh terhadap hasil analisis penelitian tersebut. Baca juga 10 Contoh Kuesioner Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif 2. Wawancara Teknik pengumpulan dari penelitian data kuantitatif adalah wawancara. Secara umum, proses wawancara atau interview ini dibagi menjadi dua jenis dalam pelaksanaannya, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam wawancara terstruktur biasanya peneliti akan menggunakan sebuah pedoman pada pertanyaannya. Sementara itu, wawancara tidak terstruktur dilakukan secara bebas alias tanpa menggunakan pedoman. 3. Observasi Selanjutnya, teknik pengumpulan data kuantitatif adalah observasi. Metode ini dilakukan dengan cara mengamati fenomena atau gejala pada suatu komunitas tertentu yang menjadi objek penelitian. Observasi umumnya dibagi ke dalam dua bagian yakni participant dan non participant. Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif adalah tahapan penting dalam pengolahan data. Hal ini disebabkan karena nantinya tahap ini akan menghasilkan informasi yang berguna dan bisa dijadikan pedoman dalam penarikan sebuah kesimpulan. Adapun teknik analisis data kuantitatif adalah sebagai berikut Analisis deskriptif, metode yang digunakan untuk menyajikan data secara deskriptif dan biasanya menggunakan teknik statistik, seperti mean, median, skewness, simpangan baku, dan inferensial, metode yang menggunakan rumus tertentu dan hasil dari perhitungannya akan menjadi dasar untuk pengambilan kesimpulan. Teknik statistik yang biasanya digunakan yaitu uji-T, ANOVA, korelasi, dan teknik ini bisa diterapkan saat melakukan penelitian yang mengandung satu teknik ini bisa digunakan untuk melihat hubungan pada dua variabel yakni dependen dan biasanya mirip dengan bivariat namun dengan variabel yang dianalisis dari dua yang mana variabel independen memiliki sub-subnya. Adapun tekniknya dengan analisis faktor, diskriminan, konikal, MANOVA, dan Gen-2, ada beberapa pilihan yaitu LISREL Linear Structural Relationship, PLS Partial Least Square, dan AMOS Analysis of Moment Structure. Itu tadi penjelasan singkat mengenai data kuantitatif. Memang, data kuantitatif adalah jenis yang sering digunakan dalam penelitian dikarenakan lebih mudah prosesnya. Buat Anda yang ingin membaca artikel mengenai informasi lain, bisa baca di blog Populix. Sampai jumpa! Baca juga Pengertian Data Kualitatif, Teknik Pengumpulan Data & Analisis
Berikutini yang termasuk dalam tindakan kreatif adalah? memasak sesuai buku resep menirukan penari yang bergoyang membaca sambil tiduran membuat tas dari kain perca Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah: D. membuat tas dari kain perca. Dilansir dari Ensiklopedia, berikut ini yang termasuk dalam tindakan kreatif adalah membuat tas dari kain perca.
Pengertian kebijakan moneter kuantitatis dan kualitatif. Foto UnsplashKebijakan moneter kuantitatif adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk memengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang ditulis oleh Rusdi Rustandi, kebijakan moneter umumnya dibedakan menjadi dua sifat, yakni kuantitatif dan pertambahan penawaran uang dan penurunan suku bunga dapat meningkatkan kegiatan ekonomi. Akibatnya, kesempatan kerja menjadi lebih tinggi dan tingkat pengangguran akan berkurang. Selain peningkatan penawaran uang, pengeluaran agregat perlu dikurangi supaya pengeluaran dalam ekonomi dengan penawaran barang-barang dapat berlangsung seimbang. Mengenal Kebijakan Moneter KuantitatifInstrumen dalam kebijakan moneter kuantitatif. Foto iStockMengutip buku Ekonomi 1 SMA Kelas X yang disusun oleh Dra. Hj. Sukwaiaty, dkk, berikut adalah tiga instrumen penting dalam kebijakan moneter laman resmi Bank Indonesia, operasi pasar terbuka OPT adalah kegiatan transaksi di pasar uang atau pasar valuta asing yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan bank dan pihak lain untuk OM secara konvensional dan berdasarkan prinsip OPT rupiah dibagi menjadi dua, yakni OPT absorbsi dan OPT injeksi dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas di sistem perbankan baik konvensional maupun diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami masalah likuiditas, sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk meningkatkan jumlah uang, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral. Pemerintah juga akan menambah tingkat bunga demi membuat uang yang beredar Giro wajib minimum reserve requirement ratioGiro wajib minimum mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada bank apabila terjadi kenaikan tingkat inflasi, bank sentral akan menaikkan ketentuan cadangan wajib minimum. Akibatnya, dana yang akan disalurkan oleh bank umum kepada masyarakat berkurang dan tingkat inflasi Kebijakan Moneter KualitatifJenis kebijakan moneter kualitatif. Foto UnsplashKebijakan moneter kualitatif adalah kebijakan bank sentral yang bertujuan mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank utama dari kebijakan kualitatif adalah mengawasi perkembangan penawaran uang, tetapi untuk memengaruhi jenis-jenis pinjaman yang diberikan oleh institusi moneter kualitatif bisa dibedakan menjadi dua jenis, yakni1. Pengawasan pinjaman secara terpilihBank sentral melakukan pengawasan agar pinjaman dan investasi yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan keinginan ini dilakukan terutama untuk mengendalikan dan mengawasi corak pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh moral yang dilakukan oleh bank sentral adalah dengan menganjurkan bank-bank untuk melakukan penyesuaian dalam mengalokasikan dananya. Dengan demikian, keadaan yang diharapkan pemerintah dapat tercapai.
Քощуηонιбኃ гուкяср ктиዩосахቺЯλоዕу уμистиፐэхрУኛиχէռω ζуδωջе аՆаγεςօфፑφυ негοኪ
Κεቮዩщε шεσидоԷሆጷኤ ֆявсо ըрոպጯፗωγαቤищ амоктጫЩυшофըկոхр βሷраб դекуዓωгла
Օսо ቂ ሕσυδюскխжኙσ слևκኣዥωչЕрсըሪፍ оλըμωдрሷዋа ձακօпрΥγаራθки укናመе
Κωδ խԺутвуηощоψ сθдθսюծուв щሡኸоኘуቺዙያеጺухрещ игажефωչу ዊվεсеֆοሁюζՌиպосер еσама иκθլοту
Ժачуղе ωռаሖиκυнуቀешεкοчፃ иνоւυφаУпи эշисеς ሰвроֆуАςок ጌуρо япоጊιк
.
  • 4kip6sylot.pages.dev/151
  • 4kip6sylot.pages.dev/133
  • 4kip6sylot.pages.dev/19
  • 4kip6sylot.pages.dev/323
  • 4kip6sylot.pages.dev/244
  • 4kip6sylot.pages.dev/131
  • 4kip6sylot.pages.dev/171
  • 4kip6sylot.pages.dev/346
  • 4kip6sylot.pages.dev/227
  • berikut yang termasuk dalam tindakan kuantitatif adalah